Solo Next Srikandi – Pemanah Tradisional Gaya Mataraman

Hi …

Bayangkan, sesosok wanita muda dari Solo, seorang gadis tepatnya. Berparas ayu dengan kulit sawo matang, bertutur kata lembut, berlaku santun, tetapi … jago memanah. Aihhh…. memanah apa kah gerangan dirinya? Memanah hati sang pangeran, kah? Beruntungnya lelaki itu, mungkin dia gak perlu repot panas dingin dag dig dug buat memanah hati sang wanita duluan, karena mungkin sang wanita ini akan berinisiatif memanah terlibih dahulu, begitu target sudah ditetapkan. #halah

Sore itu, 24 Oct 2015, di suatu lapangan bersemen di area THR Sriwedari, Solo sedang diadakan Jemparingan, lomba panahan tradisional gaya Mataraman. Diantara para peserta lomba yang didominasi oleh lelaki dewasa, terdapat juga kategori anak-anak, yang diikuti oleh 3 orang peserta. Nah gadis muda ini salah satu peserta nya, dan terlihat paling berumur dibandingkan peserta kategori anak lainnya.

Dengan balutan kebaya hitam dan kain batik, gadis muda ini perlahan tapi pasti memasang anak panah ke tali busur, tangan kirinya mengangkat busur panahnya, setelah itu tangan kanannya meregangkan tali busur nya dengan jemarinya mengapit bagian belakang anak panah nya. Tampak mantap postur tubuhnya duduk bersila dari jarak 20 meter dari target, dengan tatapan mata tajam ke arah target sasaran. Sesaat terlihat dia menyipitkan satu matanya untuk membidik, dia mengatur nafasnya, dan akhirnya jemari tangan kanannya melepas anak panah yang tadi diapitnya, dan seketika itu pulalah sang anak panah melesat menuju target sasarannya. Wuzzzz…

IMG_1416

IMG_1193

Target yang dibidik berupa bandol yang dipasang menggantung, dengan di belakangnya dipasang matras hitam untuk pengaman anak panah yang tidak mengenai sasaran. Bandol ini terdiri dari bagian kepala ( bagian atas berwarna merah) dan sandang (bagian bawah, berwarna putih). Jika bandol ini terkena anak panah, akan langsung terdengar suara gemerincing karena terpasang sebuah lonceng kecil. Pemanah yang mengenai bagian kepala akan mendapatkan poin yang lebih tinggi. Poin itu akan ditotal dari keseluruhan ronde. Total ada 12 ronde, dengan masing-masing ronde peserta dapat melesatkan anak panah 3x kesempatan.

IMG_1258

IMG_1204

Panahan tradisional gaya mataraman ini memang kurang populer di masyarakat sebagai suatu olahraga. Apakah karena kurangnya informasi, atau kurangnya kompetisi, atau pula karena apatisme masyarakat sendiri yang enggan mencari tahu. Sebagai suatu tradisi leluhur yang positif, sudah sepatutnya kita ikut membantu melestarikan tradisi ini agar tetap abadi.

IMG_1491

IMG_1494

Pendidikan dan pengenalan sejak usia dini sangat perlu digalakkan agar generasi muda memiliki antusiasme dan semangat untuk mempelajari dan melestarikannya. Buat apa anak-anak kecil saat ini hanya sibuk membidik sasaran melalui aplikasi game di tablet atau smartphone mereka jika sebenarnya mereka bisa melakukannya di dunia nyata?

IMG_1481

Faktor orang tua memegang peranan penting disini, dengan tentunya didukung oleh inisiatif dari para pelaku yang sudah paham untuk terus mau berbagi ilmunya, dan juga support dari pemerintah yang berkepentingan untuk terus mensupport kemajuan warisan budaya leluhur ini.

Smoga, akan terus terlahir the next Srikandi dan tentu pula… Arjuna dari kota Solo ini.

IMG_1448

Salam,

tapakasmo.com

5 thoughts on “Solo Next Srikandi – Pemanah Tradisional Gaya Mataraman

    • Lokasi di Sriwedari, mbak Dinda.
      Di belakang gedung wayang orang Sriwedari, ada area panahan tradisional. Klub nya namanya SIPAS, kepanjangan Semut Ireng apa gitu.

      Like

Leave a comment