On the Street

I shot on the Street.
Unposed and in public area.
I search the moment, waiting the moment, with a big temptation to create and little bit manipulate the moment. Haha
So, may I called my self as a street photographer?

Hmmm… IDC. I dont care.
Coz, actually i like to shot in the street, because sometime you can got many lessons in there, from the people and their activity on the street.

Free and honest lessons.
What you have to do is just move your a$s, go outside and lets the street show you their story.

Like yesterday, i get a lesson about how you react if something that you planned before is not running well.
The situation:
You in a big Carnival event, but then come the rain. A heavy rain.

So, which type of people are you :

 

Person 1 : Your spirit drop and down, like the most of the pople.

Screenshot_2016-02-01-07-39-29-1

 

Person 2 : You dont care with the other’s feeling, you just enjoy your self.

Screenshot_2016-02-01-07-41-29-1

 

Person 3 : You ll be the sun, you on fire, you lift up your own spirit and then you motivate the others to keep up their spirit.

Screenshot_2016-02-01-07-42-27-1

That 3 types of person has their own stage on the street.
I just try to catch their character through my lens.

The answer’s key to describe which one are you is your level of maturity. In my honest opinion.

regards,
– ferry dp –
http://www.tapakasmo.com

Pemasangan Lampion di Pasar Gede, Kota Solo

Perayaan Imlek sebentar lagi tiba, suatu moment yang ditunggu oleh sebagian masyarakat, khususnya masyarakat Tionghoa dalam menyambut tahun baru. Bagi masyarakat non Chinese pun biasanya turut bersuka ria menyambut moment Imlek ini. Selain karena sudah ditetapkan sebagai hari libur di era Presiden Gusdur, karena biasanya ada perayaan-perayaan meriah yang digelar untuk masyarakat luas.

Di Indonesia, Kota Solo menjadi salah satu destinasi yang tepat untuk merayakan Imlek. Dari tahun ke tahun, area sekitar Pasar Gede sampai bundaran Gladak biasanya dihias dengan lampion-lampion, lampu-lampu dan ornamen lainnya. Selain itu, aneka kegiatan juga digelar. Berikut agenda acara perayaan Imlek di Kota Solo 2016, yang saya dapat dari info di suatu facebook Komunias di Kota Solo

Screenshot_2016-01-25-10-08-13-1

Nah untuk lampion nya sendiri, proses pemasangannya sudah dilakukan dari minggu lalu. Saya hanya sempat sekali datang ke lokasi pemasangan lampion, yaitu kemaren Rabu, 20 Jan 2016, sekitar jam 11 malam. Di lokasi ini pun saya ketemu dengan beberapa temen motret yang punya niatan sama. Bahkan ada temen yang motret pemasangan lampion ini hampir tiap malam. Saya gak sanggup sih, karena pagi-pagi masih harus ngantor lagi. Haishhh

Berikut beberapa foto saat pemasangan lampion tersebut. Jumlah orang yang bekerja sekitar 5 – 7 orang. Ada yang bertugas menyiapkan lampion hingga berbentuk bulat, ada yang kemudian menyemprot cat minyak agar lebih menarik warnanya, dan sebagian besar melakukan instalasi.

IMG_4891

 

IMG_4862

 

IMG_4876-01

 

IMG_4906

 

IMG_4904

 

IMG_4916

 

IMG_4915

 

IMG_4975

 

IMG_4983

 

Pemasangan Lampion ini sengaja dilakukan tiap menjelang tengah malam, tentunya agar tidak terganggu dan mengganggu arus lalu lintas di area situ. Termasuk aktivitas para pedagang atau pekerja di Pasar Gede yang tetap berlangsung normal selama proses pemasangan lampion tersebut.

IMG_4947

 

IMG_4900

 

IMG_4934

 

IMG_4894-01

 

Jadi, lampu-lampu lampion Imlek ini rencananya akan mulai dinyalakan besok, tanggal 28 Jan 2016. Beberapa kali sudah diuji coba dinyalakan sebelumnya. Dan setiap kali melintas di jalan area sini saat sore pulang kantor pun, saya sering melihat para “alay” dan kawan-kawan yang sudah asik berkumpul buat berselfie ria bersama.

 

Jadi, Ayooo ke Solo

 

Salam,

Tapakasmo.com

Pagi di Kaki Lawu

Beberapa bulan lalu, di akhir Oktober 2015, saya janjian buat motret seorang teman. Ditanya mau konsep motretnya gmana, ya saya bingung juga, gak biasa motret makhluk halus … eh motret model-model an soalnya. Yang penting bangun pagi dulu aja, siapin baju senyamannya aja, dan cusss. Paginya, saya ngajak teman yang mau motret lainnya, kita brangkat jam 6 pagi ke area Tawangmangu ke atas.

Udah rada kesiangan sih sebenernya, matahari udah lumayan tinggi untuk ukuran pagi hari. Spot pertama kita berhenti di suatu warung di tepi jalanan baru Tawangmangu-Sarangan. Di dekat warung itu ada tumpukan bebatuan dan pohon-pohon Cemara yang cukup menarik untuk dijadikan latar foto.

Screenshot_2015-12-03-15-27-05-1

 

Screenshot_2015-12-03-15-28-58-1

 

Screenshot_2015-12-03-15-29-07-1

 

Screenshot_2015-12-03-15-29-14-1

 

Screenshot_2015-12-03-15-29-21-1

 

Screenshot_2015-12-03-15-29-24-1

 

Setelah beberapa jepretan, untuk sekedar basa basi dengan pemilik warung, ya kita mampir juga ke warungnya, pesan kopi dan penthol bakso (di Tawangmangu banyak banget penjual penthol bakso ini). Eh, ternyata view dari warung ini oke juga, jadi kita jepret-jepret lagi di warung ini.

Screenshot_2015-12-03-15-29-27-1

 

Screenshot_2015-12-03-15-29-30-1

Yang versi tiduran ini, ada versi yang menghadap ke atas sih. Tapi gak saya share lah, ada yang nyaingin view Gunung Lawu nya soalnya. Haishhh…

Spot berikutnya kita lanjut ke atas lagi, melewati pos cemoro kandang dan cemoro sewu, ke jalanan yang mengarah ke Sarangan. Ada beberapa foto di deretan warung-warung yang masih tutup saat itu, dan ada pula beberapa foto di jalanan yang kanan-kirinya rimbun oleh pepohonan.

Screenshot_2015-12-03-15-29-38-1

 

Screenshot_2015-12-03-15-29-42-1

 

IMG_2457

Jalanan ini memang cukup sepi yang melintas. Jadi ya kita pake konsep lucu-lucuan aja sambil ceritanya nyetop kendaraan yang lewat. Hehe

Screenshot_2015-12-03-15-29-45-1

 

Screenshot_2015-12-03-15-29-50-1

 

Screenshot_2015-12-03-15-29-54-1

Waktu baru sekitar jam 10 an, tapi udah berasa panas bener saat itu walau kita di daerah pegunungan. Akhirnya rencana motret di daerah kebon strawberry kita batalkan dan kita isi perut di warung depan pos cemoro kandang, dan sekitar jam 11an kita pulang.

Eh, yang di area Solo, Karanganyar khususnya dan mau motret teman saya ini, cek fb nya aja dengan username @ rina ciplux . #BerasaAgency

 

Salam,

tapakasmo.com

Solo Next Srikandi – Pemanah Tradisional Gaya Mataraman

Hi …

Bayangkan, sesosok wanita muda dari Solo, seorang gadis tepatnya. Berparas ayu dengan kulit sawo matang, bertutur kata lembut, berlaku santun, tetapi … jago memanah. Aihhh…. memanah apa kah gerangan dirinya? Memanah hati sang pangeran, kah? Beruntungnya lelaki itu, mungkin dia gak perlu repot panas dingin dag dig dug buat memanah hati sang wanita duluan, karena mungkin sang wanita ini akan berinisiatif memanah terlibih dahulu, begitu target sudah ditetapkan. #halah

Sore itu, 24 Oct 2015, di suatu lapangan bersemen di area THR Sriwedari, Solo sedang diadakan Jemparingan, lomba panahan tradisional gaya Mataraman. Diantara para peserta lomba yang didominasi oleh lelaki dewasa, terdapat juga kategori anak-anak, yang diikuti oleh 3 orang peserta. Nah gadis muda ini salah satu peserta nya, dan terlihat paling berumur dibandingkan peserta kategori anak lainnya.

Dengan balutan kebaya hitam dan kain batik, gadis muda ini perlahan tapi pasti memasang anak panah ke tali busur, tangan kirinya mengangkat busur panahnya, setelah itu tangan kanannya meregangkan tali busur nya dengan jemarinya mengapit bagian belakang anak panah nya. Tampak mantap postur tubuhnya duduk bersila dari jarak 20 meter dari target, dengan tatapan mata tajam ke arah target sasaran. Sesaat terlihat dia menyipitkan satu matanya untuk membidik, dia mengatur nafasnya, dan akhirnya jemari tangan kanannya melepas anak panah yang tadi diapitnya, dan seketika itu pulalah sang anak panah melesat menuju target sasarannya. Wuzzzz…

IMG_1416

IMG_1193

Target yang dibidik berupa bandol yang dipasang menggantung, dengan di belakangnya dipasang matras hitam untuk pengaman anak panah yang tidak mengenai sasaran. Bandol ini terdiri dari bagian kepala ( bagian atas berwarna merah) dan sandang (bagian bawah, berwarna putih). Jika bandol ini terkena anak panah, akan langsung terdengar suara gemerincing karena terpasang sebuah lonceng kecil. Pemanah yang mengenai bagian kepala akan mendapatkan poin yang lebih tinggi. Poin itu akan ditotal dari keseluruhan ronde. Total ada 12 ronde, dengan masing-masing ronde peserta dapat melesatkan anak panah 3x kesempatan.

IMG_1258

IMG_1204

Panahan tradisional gaya mataraman ini memang kurang populer di masyarakat sebagai suatu olahraga. Apakah karena kurangnya informasi, atau kurangnya kompetisi, atau pula karena apatisme masyarakat sendiri yang enggan mencari tahu. Sebagai suatu tradisi leluhur yang positif, sudah sepatutnya kita ikut membantu melestarikan tradisi ini agar tetap abadi.

IMG_1491

IMG_1494

Pendidikan dan pengenalan sejak usia dini sangat perlu digalakkan agar generasi muda memiliki antusiasme dan semangat untuk mempelajari dan melestarikannya. Buat apa anak-anak kecil saat ini hanya sibuk membidik sasaran melalui aplikasi game di tablet atau smartphone mereka jika sebenarnya mereka bisa melakukannya di dunia nyata?

IMG_1481

Faktor orang tua memegang peranan penting disini, dengan tentunya didukung oleh inisiatif dari para pelaku yang sudah paham untuk terus mau berbagi ilmunya, dan juga support dari pemerintah yang berkepentingan untuk terus mensupport kemajuan warisan budaya leluhur ini.

Smoga, akan terus terlahir the next Srikandi dan tentu pula… Arjuna dari kota Solo ini.

IMG_1448

Salam,

tapakasmo.com

Solo Car Free Day 25 Oct 2015 – Putri Solo di Jalanan

Minggu pagi kemaren, 25 Oct 2015, Car Free Day Solo berasa meriah banget. Hari itu tepat hari terakhir gelaran Indonesia Creative Cities Conference 2015 yang diadain di Kota Solo. Di hari itu juga, SoloPolah mengadakan pertunjukan aneka acara kreatif di sepanjang jalanan Slamet Riyadi, Solo. Dengan tajuk #OrangeDay, hari itu di CFD Solo serba oranye dimana-mana.

Dari rumah, saya berangkat rada siangan, jam setengah tujuh an, itupun pake acara ngebubur dulu di belakang kampus UNS. Sambil ngebubur sambil browsing, eh … di pasang mata nya Detik.com ada yang udah upload foto pawai becak serba oranye. Wah wah… ketinggalan, makan bubur jadi keburu-buru gini, gak enak, gak bisa menikmati. Yaudah lah terpaksa pas porsi tinggal sedikit, langsung siap-siap manggil abangnya … ” mas, nambah bubur seporsi lagi ” #halah

Udah beres makan, langsung meluncur ke area CFD. Awalnya bingung, mau parkir di daerah Vastenburg atau Sriwedari. Pas lewatin vastenburg dan muterin bunderan gladak, kayaknya kok gak terlalu rame, ya sudah langsung parkir di daerah yang deket Sriwedari. Dari parkiran, atraksi pertama yang saya tonton yaitu stand boxing club gitu. Ada anak-anak dan orang dewasa yang bergulat, ada yang sparing tinju, dll di atas matras yang digelar di jalanan. Gak banyak motret di spot ini sayah.

Bergeser ke depan, sudah ada sajian DJ on the street. Seorang dj muda memainkan musiknya, mengiringi seorang pemuda lain yang beraksi ala bartender jugling botol. Tampak juga seorang wanita muda yang bergoyang di samping sang dj. Beberapa warga yang melintas berhenti sejenak untuk menyaksikan aksi ini.

IMG_1501

 

Bergeser dari situ, ada aksi gebug tong oleh anak-anak SMK. Saya tahunya itu anak SMK karena diantara yang gebug itu, ada satu yang berdiri dan bergaya di depan mengenakan busana batik berselempangkan SMK.

IMG_1507

Bergeser lagi ada pertunjukan boneka marionettes. Saya gak mampir, karena sama dengan minggu lalu yang pernah saya ulas. Dan bergeser lagi, ada pertunjukan silat. Yang rada aneh, di area pertunjukan silat ini kok banyak papan-papan kotak berwarna oranye yang menyerupai mini stage di beberapa spot.

IMG_1510

 

IMG_1515

Ternyata habis pertunjukan silat ini, digelar pertunjukan fashion show di jalanan. Ada dua sesi pertunjukan fashion show yang digelar, yang pertama pertunjukan batik lurik karya desainer Solo, mbak Indrias Senthir.

IMG_1525

 

IMG_1534

 

IMG_1551

 

IMG_1561

 

IMG_1570

 

Dan setelah itu ada peragaan busana dari para Putra Putri Solo 2015. Masih dengan tema batik.

IMG_1657

 

Yang ini urutan para juara, Putri Solo 2015, Runner Up I dan Runner Up II 2015.

IMG_1740

 

Saya rada fokus motret ke putri – putri ini, maaf yak mas putra putra Solo, saya gak banyak motret. Beberapa hasil jepretan itu saya upload di instagram. Nah… kebetulan ada yang liat IG saya dan tag nama dari wajah-wajah yang saya upload itu, jadi tau deh nama-nama putri Solo yang manis manis senyumnya itu. #hiuhhhhhh

Berikut foto-foto dan nama instagram nya, di follow yak gaesss … gak nyesel dah

# pertama ini putri favorit sayah … Putri Solo III, IG @divacalista

IMG_1667

 

IMG_1646

 

# IG @dekadomi

IMG_1696

 

IMG_1681

 

# IG @vissiachichi

IMG_1615

 

IMG_1620

 

#IG @agilliakarina

IMG_1709

 

IMG_1770

 

# IG @jj_kusuma . Ini juara 2 atau runner up 1 Putri Solo 2015 nih.

IMG_1746

 

# IG @lutfiasilvi_

IMG_1627

 

#IG @dinafirma . Yang ini Putri Solo terfavorit 2015. Keliatan sih dari gesture nya kenapa bisa jadi favorit, putri ini terlihat ramah sekali dari caranya tersenyum.

IMG_1767

 

# IG @tigkaarpd

IMG_1733

 

#yang ini belum tau nih IG nya

IMG_1601

 

Baru ngeh, saya gak ada foto close up yang juara 1 Putri Solo 2015. #modus lagi buat lain waktu

 

Ya begitulah… senyum manis putri-putri ini membuat suasana minggu pagi itu terasa penuh warna warni keceriaan. Mambuat warga yang melintas semakin semangat beraktifitas lagi. Penampil yang lain akan saya ulas di post berikutnya yak.

 

Salam,

tapakasmo.com

 

 

Solo Car Free Day – 18 Oct 2015

Post pertama nih, mau coba rutin kasih laporan pandangan mata ah apa-apa aja yang ada di Solo Car Free Day di hari Minggu Pagi. Soalnya, sebagai salah satu spot jalanan car free day terpanjang di Indonesia, selalu ada-ada aja aktifitas unik yang terjadi di jalan Slamet Riyadi, jalan protokol kota Solo ini.

=====================================================================

Minggu 18 Oktober kemaren banyak banget aktifitas yang ada di sepanjang jalan Slamet Riyadi yang jadi spot CFD. Ada peringatan hari pangan dunia, ada jambore sepeda lipat nasional (Jamselinas) kelima, ada para pramuka yang olahraga bareng, ada sosialisasi solo sebagai tuan rumah konferensi kota kreatif, ada aksi kepedulian fotografer Solo terhadap bencana asap, ada gerakan warga tentang safe dog  “Anjing bukan makanan” dll.

Banyak yang gak saya potret sih. Lha wong begitu nyampe, saya langsung nongkrong di lesehan ketupat sayur Padang. Hahaha

Setelah kenyang, saya jalan-jalan sante dari arah Sriwedari ke arah Gladak. Berhenti sebentar di kisaran depan gramedia, dan langsung keluarin kamera. Ada aksi dua orang pemuda yang memainkan boneka marionette, boneka yang bagian sendi-sendinya diikat dengan tali, tali diikatkan dengan semacam bilah kayu, dan dimainkan dari atas. Sambil memainkan boneka ini, iringan lagu lagu dangdut diperdendangkan dari laptop yang sudah terhubung speaker aktif.

Di dekat speaker terdapat tulisan yang menjelaskan bahwa 100% uang yang dikumpulkan dari saweran masyarakat akan disumbangkan ke yatim piatu. Mulia sekali tujuannya. Tapi ….

#Nha… ada tapi nya. Wkwkwk

Tapi… hmmm gimana yak ngomongnya. Boneka-boneka ini modelnya  kakek-kakek berpakaian jeans belel, trus tangannya megang gelas bir dan menenggak gelas itu, ada juga boneka satu lagi yang megang botol bir. Nah pas saya disitu, boneka ini bergoyang diiringi lagu “Oplosan”, trus uang-uang bertebaran di tempat boneka ini menari. Kesannya kok … ya kurang pas aja karena banyak anak-anak juga yang nonton.

Berikut beberapa foto yang saya jepret

IMG_1079

IMG_1060

IMG_1064

IMG_1072

IMG_1165

IMG_1160

Beralih dari spot ini, gak jauh dari situ ada anak-anak playgroup atau TK yang melukis kapur di jalanan. Mereka membuat lukisan kapur di dalam ban yang diletakkan berjajar di jalanan aspal. Pas saya nyampe, kayaknya sudah mau selesai sih acaranya ini. Soalnya sudah banyak gambar-gambar yang jadi. Ada gambar kapal, ulat, bunga, rumah, dll. Curiga sih yg gambar anaknya sendiri atau banyakan bantuan dari luar. Tapi terlepas dari itu, acara ini topppppp lah. Menumbuhkan kreatifitas sejak dini.

IMG_1090

IMG_1098

IMG_1082

IMG_1107

Di area ini juga berkumpul aneka kreatifitas-kreatifitas lain dalam rangkaian acara menyambut Indonesia Creatieve Cities Conference yang akan digelar di Solo tanggal 22-25 Oct ini. Ada anak siswi SMK yang berdandan ala joker, ada frame-frame wayang punokawan, dan ada pula pemuda yang biasa sehari-hari menjadi Supeltas (semacam polisi cepek di Jakarta) berjoget di area ini. Si mas supeltas ini memang ikonik di Solo, terkenal karena dia suka berjoget sambil mengatur lalu lintas.

IMG_1112

IMG_1120

IMG_1129

IMG_1138

Habis dari sini, bertemu dengan temen-temen motret. Haha hihi, trus balik. Pas balik jepret bentar seorang pesepeda yang perasaan terlihat terus di car free day.

IMG_1173

Salam,

tapakasmo.com

Tribute to Save Sriwedari

Taggar #SaveSriwedari beberapa bulan ini sering terbaca, terlihat, terngiang, terdengar di seantero kota Solo. Mulai terdengar cukup luas sejak Pengadilan Negeri Solo memenangkan pihak keluarga yang mengklaim sebagai ahli waris yang sah, dengan pihak Pemkot Solo sebagai pihak yang kalah. Seperti tertera di salah satu artikel koran lokal Solo berikut

FB_IMG_1444985563109-01

 

Sebagai salah satu warga, saya pribadi punya kenangan banyak terhadap Taman Sriwedari ini, khususnya masa kecil dulu, karena masa muda kebanyakan saya habiskan di luar Solo. Saya ingat dulu pergi ke Taman Sriwedari ini merasa sebagai hadiah yang wah, luar biasa, yang diberikan oleh orang tua saya. Seneng banget. Saya ingat juga saat harus naik gajah-gajah an saya harus sharing dengan kakak saya, ekspresi saya cemberut terus karena saya ngotot untuk naik gajah sendiri-sendiri. Ah… kemana yak foto waktu itu. Banyak lagi kenangan lainnya.

Pasti, banyak warga Solo yang akan sedih jika nantinya Taman Sriwedari ini tidak dibuka untuk publik oleh pemiliknya yang baru. Sebenarnya, sebagian warga tidak terlalu ikut campur terhadap aspek legal siapa pemilik yang sah, kami hanya minta agar Taman Sriwedari ini tetap dipertahankan atau bahkan dikelola lebih baik lagi sebagai cagar budaya kota Solo.

Dalam rangka membangkitkan kenangan ini, teman-teman foto dari Street & Human Interest Photography Solo (SHIP Solo), menginisiasi acara membagi postcard gratis berisi foto-foto tentang Sriwedari di acara Car Free Day Solo. Acara ini diikuti oleh beberapa komunitas foto di Solo yang lain juga. Beberapa hari sebelum pameran, SHIP Solo juga mengadakan acara hunting bareng untuk motret di Sriwedari.

Berikut beberapa Foto saya saat hunting bareng di Sriwedari, suatu malam sepulang kantor

  1. Beberapa foto mbak-mbak di dalam box kaca. Mereka ini bertugas melayani pengunjung yang hendak membeli koin atau karcis untuk naik wahana atau bermain permainan tangkas.

IMG_0129

 

IMG_0081

 

IMG_0087

 

2. Beberapa foto wahana di Sriwedari

IMG_0027

 

IMG_0024

 

3. Beberapa foto simbolik lainnya tentang Sriwedari

IMG_0068-01

 

IMG_0007

Dan berikut beberapa dokumentasi dari acara pembagian postcard gratis serta pameran foto postcard dengan tema #TributeToSriwedari

IMG_0246

 

IMG_0247

 

IMG-20151016-WA0004

 

IMG_0241

 

IMG-20151016-WA0003

 

IMG-20151016-WA0001

 

Respond dari para pengunjung CFD saat itu cukup bagus. Acara ini juga diliput oleh beberapa media cetak Solo, salah satunya artikel berikut dari Solopos

IMG-20151016-WA0005

 

Semoga, aspirasi kami warga Solo Raya didengar untuk tetap melestarikan Taman Hiburan Rakyat Sriwedari ini. Tribute To Sriwedari, Save Sriwedari!

 

Kali Anyar – Upacara Bendera di Sungai

Senin kemaren, 17 Agustus 2015, untuk pertama kalinya sejak lulus SMA ( 12 tahun silam) saya ikut upacara bendera. Jam 7 pagi, saya sampai di Pelataran Bank Indonesia Solo, pas bener upacaranya mau dimulai. Acara hunting Upacara Bendera di Solo batal, ya karena jadi peserta Upacara gak bisa ngapa-ngapain. Padahal awalnya saya mau motret upacara yang di Pasar Gede.

Di Upacara ini Irup nya, Direktur BI Solo, Pak Ismet, membacakan pidato Gubernur BI, Pak Agus Marto yang kalau saya tangkep intinya kita bisa mewujudkan nasionalisme salah satunya dengan lebih mencintai rupiah. Disitu disebutkan pula situasi keuangan global yang terjadi saat ini, dan pentingnya kenapa kita harus mencintai rupiah.

Dalam hati … iya saya mencintai rupiah, tapi… mungkin rupiah yang tidak terlalu mencintai saya… huaaaa

Sekitar setengah jam-an upacara ini selesai. Sebenernya saya sudah niat mau motret lagi habis ini, di mobil sudah nyiapin kamera, kaos dan celana pendek buat ganti. Tapi bego nya, lupa bawa sandal buat gantiin sepatu. Jadi drop deh niat buat motret karena sebelumnya sudah janjian mau motret di Kali Anyar, bareng komunitas Street & Human Interest Photography (SHIP) Solo. Mikirnya, repot juga nyetreet di sungai kalo pake sepatu dan kemeja-celana panjang resmi.

Tapi, nanggung lah mumpung sudah di Solo (rumah di Karanganyar berasa jauh dari Solo). Saya gak tahu pasti dimana letak Kali Anyar ini. Perlahan mobil saya arahkan ke Kali Anyar yang katanya sungai yang ada di depan terminal Tirtonadi. Dua kali saya muter melewati terminal, tapi gak ngelihat ada orang-orang kumpul bawa kamera.

Pas udah niat mau pulang, di lampu merah saya dadakan belok kiri lewat jembatan yang melintasi sungai Kali Anyar ini. Nah, baru dari jembatan ini saya melihat orang-orang sudah jejer di pager jembatan dengan kamera dan lensa-lensa panjangnya, dan di kejauhan di sungainya, tampak orang-orang berkumpul dengan bendera merah putih berkibar-kibar. Gak pake lama, langsung cari parkiran, keluarin kamera dan cari posisi. Ini nih yang susah… tukang jepret nya udah banyak banget, baik yang di atas di pagar jembatan atau yang di sungai lebih banyak dari peserta upacaranya mungkin.

Screenshot_2015-08-19-15-09-02-1

 

Dengan sepatu yang sudah mulai tipis dan licin sol nya, saya wira wiri motret baik dari sungai, di atas jembatan, sisi kanan sungai, maupun sisi kiri sungai. Berasa udah kayak wartawan jurnalistik ajah.

IMG_9702

Menurut artikel-artikel online yang saya baca, katanya ada 70 bendera Merah Putih aneka ukuran yang disediakan. Berdiri di paling depan barisan warga ini adalah pemuda yang membawa logo 70 tahun Indonesia Merdeka, masuk ke dalam air sungai nya yang tampak berwarna hitam. Dibelakangnya diikuti beberapa pembawa bendera ukuran besar, dan para peserta lainnya yang berjejer di gundukan-gundukan tanah kering nya.

IMG_9797

 

IMG_9733

 

IMG_9771

 

Dikibarkan pula bendera merah putih ukuran Jumbo, yang diperlukan banyak orang untuk membentangkannya.

IMG_9715

 

IMG_9719

 

IMG_9914

 

Dengan suasana informal, upacara bendera ini berlangsung tertib dan cukup khidmat dengan turut di bacakan pembukaan UUD, teks Proklamasi, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Warga-warga lainnya pun cukup antusias menyaksikan acara ini.

 

IMG_9812

IMG_9847

 

IMG_9859

 

IMG_9919

 

Walaupun dibilang warga sini melakukan upacara bendera 17 Agustus di sungai karena mereka tidak punya lapangan atau lahan terbuka untuk upacara, pesan positif yang mau disampaikan adalah agar warga seluruhnya menjaga kebersihan sungai. Dan tentunya, bahwa siapa saja warga negara Indonesia, dapat menunjukkan rasa Nasionalisme nya dimana saja tanpa ada batasan.

IMG_9707

 

Merdeka !!!

Salam,

tapakasmo.com

Solo Color Run 2015 – Lari gak Lari yang penting Happy

Minggu, 15 Maret 2015 lalu ada acara lari 5k di kota Solo, venue tepatnya di area parkir sebuah pusat perbelanjaan di daerah Solo Baru, yang namanya kalau dibahasa Indonesiakan artinya “Sang Taman” (halah… mau nyebut The Park aja ribet).

Acaranya sih lari, tapi ya kebanyakan pesertanya pada jalan atau joging-joging happy aja.

IMG_3550

 

IMG_3586

 

Pas setelah start, mereka disemprotin air dulu. Lalu nanti di beberapa pos, ditaburin cat bubuk warna-warni, dan setelah memasuki area finis, mereka ajojo an rame-rame.

IMG_3620

 

IMG_3628

 

IMG_4651

Dengan DJ memainkan musiknya di atas panggung, para peserta tadi bergoyang rame-rame mengikuti hentakan irama musik, dengan sesekali mereka berteriak dan terus menerus ditaburi cat bubuk.

IMG_3905

 

IMG_4006

 

IMG_4036

 

IMG_4625

 

IMG_4318

 

IMG_4182

 

IMG_4152

 

IMG20150315101540_1_1

Salam,

Tapakasmo.com